Seminar Kebangsaan Untag: Lawan Korupsi Lewat Nilai Patriotik Bung Karno

  • 26 Juni 2025
  • 17

Masih dalam semangat memperingati Bulan Bung Karno di bulan Juni, Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya melanjutkan rangkaian kegiatannya dengan menyelenggarakan Seminar Nasional Kebangsaan bertema “Patriotik Anti-Korupsi: Membangun Generasi Berintegritas untuk Indonesia Maju Merajut Kembali Keindonesiaan”, pada Rabu, 25 Juni 2025, di Auditorium Lt. 6 Gedung R. Ing. Soekonjono, Gedung Pusat Yayasan dan Rektorat Untag Surabaya.


Seminar yang dihadiri oleh jajaran struktural YPTA Surabaya, mulai dari Pembina YPTA Surabaya, Bambang DH., Pengawas YPTA Surabaya, Ir. Bantot Sutriono, M.Sc., Ketua YPTA Surabaya, J. Subekti, S.H., M.M., Sekretaris YPTA Surabaya, Dr. IGN. Anom Maruta, M.M dan Bendahara YPTA Surabaya, Dr. Ontot Murwato, S., M.M., Ak., CMA., CA., CPA hingga para direktur dibawah YPTA Surabaya. Selain itu, para struktural, dosen, dan tenaga kependidikan di lingkungan Untag Surabaya. Serta perwakilan dari SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) dan SMP 17 Agustus 1945 (SMPTAG) Surabaya.


Seminar ini dihadiri oleh jajaran struktural YPTA Surabaya, mulai dari Pembina YPTA Surabaya Bambang D.H., Pengawas YPTA Surabaya Ir. Bantot Sutriono, M.Sc., Ketua YPTA Surabaya J. Subekti, S.H., M.M., Sekretaris YPTA Surabaya Dr. IGN. Anom Maruta, M.M., dan Bendahara YPTA Surabaya Dr. Ontot Murwato, S., M.M., Ak., CMA., CA., CPA., hingga para direktur di bawah naungan YPTA Surabaya.


Hadir pula dosen, tenaga kependidikan, serta perwakilan dari SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) dan SMP 17 Agustus 1945 (SMPTAG) Surabaya. Tak ketinggalan, delegasi dari berbagai organisasi kemahasiswaan di lingkungan Untag Surabaya turut memeriahkan forum ini. Momentum seminar ini menjadi ajang reflektif sekaligus penguatan nilai-nilai kebangsaan, integritas, dan antikorupsi, khususnya di kalangan akademisi dan generasi muda.


Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA., yang membuka seminar secara resmi, menegaskan bahwa patriotisme telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kampus, dan kini tercantum dalam Catur Dharma perguruan tinggi Untag Surabaya.


“Kita tahu bahwa di Untag Surabaya itu kita dulu mengenal tridarma, kita sudah berubah menjadi catur dharma, yaitu tentang pendidikan, penelitian, pengabdian, dan satunya adalah patriotisme. Untag Surabaya bukan lagi sekadar miniatur, melainkan pionir kampus yang menjunjung tinggi nilai kebangsaan,” tegas Prof. Nugroho (25/6)


Senada dengan hal tersebut, Ketua YPTA Surabaya, J. Subekti, S.H., M.M., dalam sesi keynote speech menyampaikan refleksi historis mengenai perjuangan Bung Karno serta bagaimana semangat itu kini diwujudkan dalam visi kampus Untag Surabaya. 


“Ketika Bung Karno menolak diselamatkan dari tahanan karena tak ingin Indonesia terpecah, itu adalah bentuk patriotisme sejati. Lebih baik ia gugur di tahanan daripada bangsa ini hancur,” ujar J. Subekti, menggugah hadirin (25/6)


Ia juga mengapresiasi budaya patriotik yang hidup di lingkungan kampus, seperti pembiasaan menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pukul 10.00 pagi, yang kini mulai dicontoh oleh kampus-kampus lain.


Seminar kebangsaan ini menghadirkan dua pemateri utama yang merupakan guru besar di bidangnya. Materi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Teguh Priyo Sadono, M.Si., dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untag Surabaya. 


Dalam pemaparannya yang bertajuk “Patriotisme Soekarno sebagai Dasar Sikap Anti-Korupsi Saat Ini”, Prof. Teguh menekankan pentingnya menjadikan nilai-nilai kebangsaan warisan Bung Karno sebagai fondasi membangun integritas bangsa.


“Korupsi bisa jadi telah menjadi budaya. Kita harus mengembalikan nilai-nilai lokal dan nasional untuk melawannya,” tegas Prof. Teguh (25/6)


Selain itu, menurut Prof. Teguh, pelestarian budaya lokal yang mengandung kearifan seperti gotong royong, kontrol sosial, dan etika kolektif adalah benteng penting untuk mencegah praktik koruptif sejak dini.


Materi kedua dibawakan oleh Prof. Dr. Slamet Riyadi, M.Si., Ak., CA., CTA., guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untag Surabaya. Dalam presentasinya yang berjudul “Patriotisme Melawan Korupsi: Membangun Generasi Berintegritas untuk Indonesia Maju”, ia menyoroti maraknya praktik korupsi, khususnya di sektor pengadaan barang dan jasa serta proses rekrutmen jabatan strategis di pemerintahan.


“Pribadi yang berintegritas dibentuk dari enam karakter utama, yaitu jujur, adil, konsisten, bertanggung jawab, berani, dan menepati janji. Dunia pendidikan harus menjadi ruang pembiasaan nilai-nilai ini, bukan sekadar ruang pengajaran teknis,” jelasnya


Sesi diskusi berjalan interaktif. Mahasiswa, dosen, dan guru turut mengajukan pertanyaan, mulai dari strategi pelaporan korupsi, efektivitas demonstrasi mahasiswa, hingga peran agama dalam menumbuhkan kesadaran antikorupsi. Salah satu pertanyaan menarik datang dari mahasiswa Psikologi yang menanyakan cara aman dalam melaporkan dugaan korupsi tanpa risiko kriminalisasi.


Menanggapi hal ini, para narasumber menekankan pentingnya keberanian moral, kehati-hatian, serta kelengkapan bukti dalam proses pelaporan agar dapat ditindaklanjuti dengan tepat dan aman bagi pelapor.


Seminar Kebangsaan ini tidak hanya memperkuat peran Untag Surabaya sebagai Kampus Merah Putih yang menjunjung tinggi nasionalisme, tetapi juga mempertegas komitmen Untag Surabaya dalam mencetak generasi muda yang jujur, tangguh, dan berintegritas untuk Indonesia yang lebih maju. 


Seminar kebangsaan ini tidak hanya menjadi ruang akademik untuk berdiskusi, tetapi juga panggung aktualisasi nilai-nilai Bung Karno yang relevan dengan tantangan bangsa hari ini. Di tengah krisis integritas yang mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa, semangat Bung Karno yang dihidupkan melalui Untag Surabaya menjadi suluh bagi lahirnya generasi yang jujur, tangguh, dan berjiwa merah putih. (Salsha) 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

\