Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untag Surabaya menggelar Seminar Kebangsaan sebagai pembuka rangkaian International Conference of Economic Management & Accounting (ICOEMA) pada Jumat, 25 April 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Colloquium Series dan dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting serta disiarkan langsung di YouTube.
Wakil Dekan FEB Untag Surabaya, Dra. Ida Ayu Sri Brahmayanti, M.M., dalam sambutannya menjelaskan bahwa Colloquium Series merupakan agenda rutin Program Doktor Ilmu Ekonomi FEB yang tahun ini memasuki pelaksanaan keenam. Rangkaian acaranya meliputi Seminar Kebangsaan, ICOEMA, Academic Writing, dan Sharing Session.
“Seminar Kebangsaan ini merupakan implementasi visi FEB untuk menjadi fakultas bertaraf internasional, unggul dalam pengembangan ilmu manajemen, akuntansi, dan ekonomi berbasis nilai dan karakter bangsa,” ungkapnya (25/4)
Dosen FEB tersebut juga menekankan pentingnya penguatan aspek moral dan intelektual mahasiswa, melalui pembentukan karakter berbasis nilai Pancasila seperti kebangsaan, kejujuran, kecerdasan, keberagaman, dan kreativitas.
Seminar diawali dengan paparan dari J. Subekti, S.H., M.M., Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, yang membawakan materi bertema "Nasionalisme Kerajaan Majapahit". Ia mengajak peserta untuk merefleksikan nasionalisme yang telah tumbuh sejak era Majapahit, kerajaan besar yang eksis selama 234 tahun dan mampu mengalahkan pasukan Mongolia.
Dalam materinya, J. Subekti menguraikan lima prinsip Panca Krama Majapahit, yaitu:
1. Widhi Krama (berbakti kepada Sang Pencipta)
2. Pitara Krama (berbakti kepada leluhur)
3. Manusa Krama (hidup harmonis dengan sesama)
4. Butha Krama (hidup selaras dengan alam)
5. Nagara Krama (mematuhi kewajiban terhadap negara)
Kelima prinsip ini menjadi dasar nilai kehidupan berbangsa di masa itu, dan diyakini sebagai cikal bakal lahirnya nilai-nilai Pancasila.
Seminar dilanjutkan dengan materi dari Prof. Drs. Teguh Priyo Sadono, M.Si., yang membahas "Menggali Nasionalisme Soekarno dalam Nilai Ke-Untag-an". Materi ini mengulas perjalanan nasionalisme Soekarno yang lahir dari situasi penindasan kolonial, pengaruh ideologi marxisme dan nasionalisme Barat, hingga pembentukan PNI pada tahun 1927.
“Nasionalisme bagi Soekarno tidak hanya sebagai alat perlawanan terhadap penjajahan, tetapi juga sebagai perekat bangsa yang majemuk, dengan kejujuran sebagai fondasi moral, pendorong kepercayaan, dan upaya menjaga persatuan nasional,” jelas Prof. Teguh
Materi berikutnya disampaikan oleh Leguin Veteran Republik Indonesia, Komjen Pol. (Purn.) Drs. Ito Sumardi Djuni Sanyoto, yang diwakili oleh Marsda Purn. Tumiyo. Ia membawakan topik tentang "Memahami Jiwa, Semangat, dan Nilai 45 (JSN'45)".
Dalam paparannya, dijelaskan bahwa jiwa, semangat, dan nilai perjuangan bangsa Indonesia lahir dari rasa persatuan dan nasionalisme yang kuat, serta peran besar para tokoh pejuang.
“Rahasia kemenangan bangsa Indonesia adalah semangat nasionalisme yang tumbuh di tengah penderitaan panjang, serta tekad untuk merdeka dan berdaulat, dengan menjaga keutuhan NKRI dan stabilitas nasional sebagai fondasi pembangunan,” terangnya
Materi terakhir disampaikan oleh Prof. Dr. Tri Ratnawati, MS., Ak., CA., CPA., yang mengangkat tema tentang Etika Akademik, khususnya mengenai Kode Etik Mahasiswa. Ia menekankan bahwa mahasiswa, sebagai bagian dari civitas akademika, wajib menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, menghormati kebebasan akademik, serta menjaga integritas dalam seluruh aktivitas akademik dan nonakademik.
Seminar ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, memberikan kesempatan peserta berdialog langsung dengan para narasumber. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat karakter moral, wawasan kebangsaan, serta semangat intelektual mahasiswa, sekaligus menandai dibukanya rangkaian acara ICOEMA 2025.
Reporter