Tantangan pengawasan dan integritas di tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia kembali menjadi sorotan, kali ini dari sudut pandang akademis. Choiri, S.E., M.Ak., menjabat sebagai manajer SDM dan Umum di PT Gresik Cipta Sejahtera, menghadirkan pendekatan ilmiah yang komprehensif. Karya ilmiah ini sukses mengantarkannya meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi di Untag Surabaya.
Lewat sidang terbuka yang berlangsung di Meeting Room Graha Wiyata Lt.1 Untag Surabaya, Choiri memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Profesi, Independensi, Integritas terhadap Fraud Detection melalui Internal Control Detection dan Risk Based Audit dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderating pada BUMN di Jawa Timur.”
Penelitian ini bukan hanya menjawab tantangan nyata yang dihadapi oleh BUMN, tetapi juga membuka cakrawala baru mengenai bagaimana integritas, kompetensi, dan sistem pengendalian internal dapat diperkuat untuk melawan praktik fraud.
Fraud atau kecurangan akuntansi dalam konteks BUMN merupakan masalah laten yang berpotensi merusak struktur keuangan negara sekaligus meruntuhkan kepercayaan publik. Dengan menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM), Choiri meneliti secara mendalam keterkaitan antara faktor personal dan sistemik dalam mendeteksi dan mencegah kecurangan. Ia melibatkan 115 auditor internal dari 12 BUMN di Jawa Timur sebagai responden utama, khususnya mereka yang menjalankan fungsi audit secara langsung.
Dari hasil analisis, ditemukan bahwa pendidikan profesi auditor memainkan peran krusial. Auditor dengan kualifikasi profesional tinggi cenderung lebih mampu menganalisis risiko, menerapkan sistem pengendalian internal, serta mengidentifikasi kecurangan secara tepat.
Independensi juga menjadi variabel penting. Meskipun tidak selalu berdampak langsung pada kemampuan mendeteksi fraud, independensi terbukti sangat signifikan dalam memperkuat sistem kontrol internal dan pelaksanaan audit berbasis risiko.
Yang menarik, integritas auditor terbukti berdampak kuat pada efektivitas internal control dan fraud detection, namun tidak selalu berpengaruh pada pelaksanaan audit berbasis risiko. Artinya, nilai-nilai etika tetap menjadi fondasi dalam mencegah manipulasi internal, meskipun belum tentu menjamin keberhasilan teknis audit risiko.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya penerapan Good Corporate Governance (GCG). Ditemukan bahwa GCG memperkuat pengaruh sistem kontrol internal terhadap deteksi fraud. Namun, secara paradoks, penerapan GCG justru memperlemah pengaruh audit berbasis risiko terhadap deteksi fraud, karena sistem tata kelola yang sudah kuat cenderung menekan potensi fraud sejak awal. Akibatnya, audit berbasis risiko tidak lagi banyak menemukan banyak indikasi kecurangan.
“Penelitian ini bukan hanya untuk menjawab gap akademik, tapi juga sebagai bentuk kontribusi saya untuk memperkuat budaya integritas di lingkungan BUMN,” ujar Choiri usai sidang terbuka (4/6)
Disertasi tersebut juga memuat sejumlah rekomendasi strategis, antara lain peningkatan pendidikan profesi auditor, penguatan independensi dan integritas melalui pelatihan etika, hingga pemanfaatan teknologi dalam pengendalian internal.
Choiri juga menekankan pentingnya audit berbasis risiko yang terfokus pada area paling rawan, serta optimalisasi GCG sebagai pilar utama tata kelola perusahaan.
Apa yang ditawarkan Choiri melalui penelitiannya bukanlah sekadar teori akademik. Ini adalah peta jalan baru untuk reformasi pengawasan di tubuh BUMN. Di tengah sorotan tajam publik terhadap tata kelola perusahaan milik negara, disertasi ini menjadi angin segar sekaligus alarm peringatan bahwa sistem harus terus dibenahi, mulai dari individu auditor, hingga mekanisme kontrol di level manajerial.
Semangat akademik dan dedikasi tinggi terhadap integritas yang ditunjukkan Choiri membuktikan bahwa solusi atas permasalahan besar seperti fraud bisa dimulai dari kerja ilmiah yang terukur dan relevan. Sebuah kontribusi yang layak diapresiasi, sekaligus ditindaklanjuti oleh para pengambil kebijakan di sektor BUMN. (Boby)