Belajar tak harus di dalam kelas, dan berbagi ilmu bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Itulah semangat yang diusung oleh mahasiswa Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Untag Surabaya, saat menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di SD YPPI II Donokerto Surabaya.
Kegiatan yang berlangsung pada 12 Juni 2025 ini diikuti oleh 11 mahasiswa semester 4 dan sekitar 50 siswa dari kelas 1 hingga kelas 5. Mereka tidak hanya datang untuk mengajar, tetapi juga mengajak para siswa bermain, bernyanyi, dan belajar bahasa Inggris dengan cara yang seru.
Ketua Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris (HIMASI), Ni Putu Vitaloka Sukmadewi, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan merupakan program kerja Himpunan, melainkan inisiatif dari Prodi Sastra Inggris sendiri sebagai bentuk kepedulian akademik dan upaya membangun kerja sama dengan masyarakat sekitar.
Pembelajaran dikemas dalam dua kelompok besar. Siswa kelas 1 hingga 3 diajak mengenal tata bahasa dan kosakata melalui permainan interaktif, menyanyi, dan bercerita. Sementara itu, siswa kelas 4 dan 5 menonton film kartun berbahasa Inggris, lalu menjawab soal-soal yang berkaitan dengan cerita yang mereka tonton.
“Ini bukan belajar yang kaku, tapi lebih ke belajar sambil bermain. Dengan pendekatan yang menyenangkan, siswa lebih mudah menyerap materi dan belajar bahasa asing,” ujar Ni Putu Vitaloka (12/6)
Kegiatan ini juga menjadi tindak lanjut dari permohonan resmi yang diajukan oleh SD YPPI II kepada FIB Untag Surabaya. Dalam surat permintaan tersebut, pihak sekolah berharap dosen dan mahasiswa dari FIB dapat menjadi pemateri pada acara Bulan Bahasa, khususnya untuk memberikan pelatihan pengenalan bahasa dan budaya Inggris serta Jepang kepada siswa-siswi.
Bagi mahasiswa yang terlibat, kegiatan ini menjadi pengalaman yang berharga sekaligus penuh tantangan. Tak sedikit dari mereka yang awalnya merasa canggung karena belum pernah mengajar anak-anak, apalagi dengan karakter siswa yang aktif dan sulit diarahkan.
“Awalnya memang challenging, tapi kemudian jadi menyenangkan. Saya belajar bagaimana menyampaikan materi bahasa Inggris secara kreatif dan sesuai kebutuhan siswa,” katanya
Ni Putu juga menyampaikan harapan agar kegiatan semacam ini terus berlanjut. Ia menambahkan bahwa salah satu guru pendamping SD YPPI 2 turut memberi masukan agar ke depan bisa dikembangkan produk pembelajaran kreatif bernuansa Barat, atau kegiatan yang menggabungkan pembelajaran bahasa Inggris dan budaya asing.
Pengabdian ini bukan sekadar program satu hari, tetapi sebuah jembatan untuk mendekatkan Untag Surabaya dengan masyarakat. Lewat pendekatan yang menyenangkan, kegiatan ini membuktikan bahwa belajar bahasa bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan berdampak, selaras dengan visi Untag Surabaya sebagai The Empowered University. (Boby)