Game Mobile Legends direncanakan akan masuk dalam kurikulum sekolah mulai tahun ajaran baru sebagai media pembelajaran yang bersifat edukatif. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Tri Endang Kustianingsih, dalam acara peluncuran program MLBB Teacher Ambassador di Surabaya, Kamis (15/5/2025), seperti dikutip dari laman Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur. Pemerintah Kota Surabaya mendukung inisiatif ini sebagai bagian dari inovasi pendidikan, khususnya dalam menanamkan nilai-nilai karakter melalui permainan digital, yang melengkapi proses pembelajaran akademik di sekolah.
Bagi guru di bidang Informatika, inisiatif ini sebagai langkah awal yang baik untuk mengenalkan literasi digital yang lebih kontekstual kepada para pendidik. Ini bukan semata soal bermain game, melainkan bagaimana kita sebagai guru dapat memetakan potensi di balik aktivitas digital yang sudah menjadi bagian dari keseharian siswa, terutama remaja tingkat SMP dan SMA.
Potensi Edukatif di Balik Permainan Digital
Mobile Legend Bang Bang (MLBB), sebagai game bergenre multiplayer online battle arena (MOBA), secara tidak langsung mengajarkan banyak nilai positif yang dapat dikembangkan menjadi soft skill penting dalam kehidupan nyata, seperti kerja sama tim, strategi berpikir cepat, kepemimpinan, bahkan pengambilan keputusan di bawah tekanan. Dalam setiap pertandingan, siswa dapat belajar tentang pembagian peran, manajemen waktu, hingga pentingnya komunikasi yang efektif. Hal-hal seperti ini jelas relevan dengan dunia kerja masa depan yang menuntut kolaborasi dan kemampuan adaptif.
Meski demikian, pendekatan ini tidak serta-merta dapat dijadikan materi pembelajaran di dalam kelas. Akan lebih tepat dan berdampak positif bila ditempatkan dalam ranah ekstrakurikuler. Mengapa? Karena ketika permainan seperti ini dimasukkan ke dalam kurikulum tanpa pengawasan atau landasan pedagogis yang tepat, risikonya justru lebih besar, toxic behavior, kecanduan, hingga distraksi dari tanggung jawab utama belajar bisa terjadi.
Pembinaan dan Edukasi Digital yang Seimbang
Dukungan terhadap Mobile Legends atau esport secara umum sangat positif jika menjadi bagian dari ekstrakurikuler resmi, yang diwadahi secara profesional, bahkan memiliki jalur pembinaan yang jelas seperti cabang olahraga lainnya. Seperti halnya olahraga fisik seperti taekwondo dan karate bisa berkembang di bawah pembinaan KONI, maka seharusnya esport pun demikian. Talenta-talenta muda di bidang ini perlu diarahkan, dibina, dan diberi ruang untuk berkembang secara sehat.
Tentu saja, semua ini harus diimbangi dengan edukasi digital yang kuat, baik bagi siswa, orang tua, maupun guru. Perkembangan teknologi tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri tanpa kontrol. Di sinilah pentingnya peran guru, menjadi jembatan antara dunia digital anak-anak dengan nilai-nilai kehidupan nyata yang harus tetap mereka pegang.
Jika diterapkan dengan pendekatan yang tepat dan batasan waktu yang jelas, Mobile Legends dapat menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan sekaligus mendidik. Khusus bagi siswa SMA, permainan ini dapat menjadi latihan berpikir strategis tingkat tinggi. Namun, ini tentu tidak berlaku untuk jenjang SD yang belum memiliki kedewasaan emosional dan logika yang matang. Maka, implementasi harus selektif dan bertanggung jawab.
Pesan penting bagi para siswa SMA yang bermain Mobile Legends, mainkan dengan bijak. Jangan sampai permainan mengganggu tugas utama sebagai pelajar. Gunakan waktu bermain sebagai momen rekreasi, sekaligus pengasah otak dan strategi. Bermain boleh, asal tahu waktu. Dan ingat, permainan ini seharusnya menyenangkan, bukan membuat kalian stres atau terjebak dalam budaya toxic gaming.
Merangkul Zaman, Menjaga Esensi Pendidikan
Dunia berubah, dan pendidikan harus mampu mengejar perubahan tersebut tanpa kehilangan esensinya. Mari kita arahkan teknologi, termasuk permainan seperti MLBB, sudah seharusnya menjadi alat bantu pembelajaran yang relevan dan bermakna. Sudah waktunya pendidikan di Indonesia tidak lagi alergi terhadap perkembangan zaman, melainkan merangkulnya dengan cerdas. (Boby)
*) Robet Ajisanta, S.Pd., M.Pd., Guru Seni Rupa dan Informatika, SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya