Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Semester Gasal 2017/2018 UNTAG Surabaya memberikan penyuluhan pembuatan pupuk organik dari kotoran Sapi/Kambing di Balai Dusun Kaliatas, Desa Wiyoro, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan Minggu (4/2/2018).
Ketua Divisi Teknologi Tepat Guna (TTG) KKN Desa Wiyoro, Fahreza Rukmana Witjaksono, mengatakan limbah dari peternakan sapi/kambing biasanya kurang dimanfaatkan secara optimal oleh para peternak. Di Desa Wiyoro kotoran sapi/kambing milik warga banyak yang dibiarkan berserakan sehingga mengganggu indra penciuman. Padahal, limbah ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik yang cukup berkualitas.
“Oleh karena itu kami memiliki program kerja penyuluhan pembuatan pupuk organik. Pembuatan pupuk organik ini meliputi penyuluhan serta praktek pembuatan pupuk organik yang berbahan dasar kotoran sapi/kambing dengan tambahan bahan-bahan organik lainnya,” jelas Fahreza.
Pembuatan pupuk organik, ungkapnya, bertujuan (1) membuat inovasi baru produk pupuk organik di Desa Wiyoro, (2) menghasilkan pupuk yang berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah, (3) menghindarkan pencemaran lingkungan dan limbah sampingan berupa feses, (4) menambah penghasilan masyarakat, dan (5) mengurangi ketergantungan pemakaian pupuk berbahan dasar kimia.
“Diharapkan dengan dilaksanakannya penyuluhan ini, masyarakat dapat membuat pupuk organik secara pribadi. Yang tak kalah penting adalah, dapat merubah pola pikir, meningkatkan kesejahteraan para petani dan peternak karena pupuk organik merupakan sesuatu barang yang dapat diperjualbelikan,” ujarnya.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Desa Wiyoro, Siti Muhimatul Khoirul, ST., MT, memberikan saran agar petani dengan para peternak kambing selaku penyedia bahan baku utama pupuk bisa bersinergi untuk mengatasi harga pupuk yang cukup mahal. Menurutnya, kolaborasi tersebut agar petani dapat berdaya pangan secara mandiri dengan mempercepat masa tanam dan hasil produksi yang sehat serta menjaga kesuburan tanah.
“Ke depannya kalau pihak aparatur desa sudah membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), maka kegiatan ini bisa dijadikan supporting kegiatan koperasi dan dengan adanya bantuan alat pencacah kotoran untuk membuat pupuk semoga bisa bermanfaat untuk para petani Desa Wiyoro,” harap dosen Teknik Industri tersebut.