Kemarau Basah di Wilayah Indonesia Akibat Aktivitas Matahari Tinggi

  • 20 Juni 2025
  • 29

Musim kemarau yang biasanya identik dengan cuaca panas dan tanah kering kini justru sering disertai hujan di berbagai wilayah Indonesia. Fenomena ini dikenal sebagai kemarau basah, dan salah satu penyebab utamanya adalah sunspot atau bintik gelap di permukaan Matahari.


Sunspot menandakan meningkatnya aktivitas radiasi Matahari. Dilansir dari CNN Indonesia, peneliti meteorologi Sonni Setiawan, menjelaskan bahwa lonjakan sunspot menyebabkan bahwa lonjakan sunspot menyebabkan Matahari memancarkan lebih banyak partikel energi tinggi ke Bumi. 


Partikel-partikel ini memicu pembentukan awan lebih cepat, sehingga hujan tetap terjadi meskipun seharusnya musim kemarau. Selain hujan, muatan listrik di awan juga meningkat, menyebabkan petir lebih sering terjadi saat hujan deras.


Dalam kondisi normal, musim kemarau di Indonesia ditandai dengan curah hujan yang rendah. Namun, tahun ini hujan justru turun berkali-kali dengan intensitas tinggi. Menurut Sonni, hal ini dipengaruhi oleh aktivitas sunspot yang mencapai puncaknya sejak 2024 dan masih berlangsung hingga 2025.


Pergantian musim di Indonesia sangat dipengaruhi oleh posisi Matahari terhadap Bumi. Ketika Matahari berada di selatan khatulistiwa, wilayah selatan Bumi menerima lebih banyak panas. Akibatnya, tekanan udara menurun dan angin monsun yang membawa uap air tertarik masuk. Namun, pola cuaca ini bisa berubah ketika aktivitas Matahari meningkat, seperti yang terjadi saat ini.


Selain sunspot, fenomena global seperti El Nino, La Nina, dan Indian Ocean Dipole juga berpengaruh terhadap curah hujan. Saat ini, La Nina terdeteksi dalam kondisi lemah hingga sedang, sementara Indian Ocean Dipole berada dalam kondisi netral. Dengan demikian, aktivitas Matahari menjadi faktor dominan penyebab kemarau basah tahun ini.


Masyarakat diimbau untuk lebih waspada menghadapi cuaca yang sulit diprediksi. Petani disarankan menyesuaikan pola tanam agar terhindar dari kerugian akibat hujan mendadak. Warga juga diminta rutin memantau prakiraan cuaca serta menjaga saluran air agar terhindar dari banjir lokal.


Fenomena sunspot ini menjadi pengingat bahwa cuaca dapat berubah di luar perkiraan. Hujan yang terus turun di musim kemarau menunjukkan betapa besar pengaruh aktivitas Matahari terhadap kehidupan di Bumi. (Gisela)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

\