Jumbo, film animasi karya Ryan Adriandhy, berhasil mencuri perhatian publik lewat cerita yang unik dan menyentuh. Film ini mengangkat kisah tak biasa—seorang pria yang jatuh cinta pada wahana permainan. Meski terdengar absurd, Jumbo menyentil isu-isu penting seperti kesepian, relasi manusia dengan benda, serta makna cinta di era modern. Dikemas dalam genre drama komedi satir, film ini sukses menarik simpati generasi muda yang mencari tontonan anti-mainstream dan penuh makna.
Di balik keberhasilannya, proses produksi Jumbo ternyata sangat serius dan menantang. Butuh waktu lima tahun untuk menyelesaikan film ini, dengan melibatkan lebih dari 400 kreator lokal dari berbagai daerah di Indonesia. Setiap detik film terdiri dari 24 frame animasi yang digambar secara manual dan digital—sebuah bukti dedikasi luar biasa para pembuatnya.
Hasilnya pun mengesankan. Dalam tujuh hari penayangan, Jumbo berhasil meraih lebih dari 1 juta penonton, menjadikannya film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa.
Tak berhenti di pasar lokal, Jumbo juga sukses menembus pasar internasional. Film ini dijadwalkan tayang di 17 negara, termasuk Rusia, Singapura, dan beberapa negara Baltik. Media internasional seperti Variety dan Cartoon Brew bahkan turut mengulas Jumbo sebagai tonggak penting industri animasi Indonesia.
Dengan visual yang khas, cerita yang dalam, serta pencapaian global, Jumbo bukan sekadar film—ia adalah simbol kebangkitan animasi Indonesia dan bukti bahwa kita siap bersaing di panggung dunia.
Reporter