Upaya membentuk karakter pelajar yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berakar pada nilai-nilai kebangsaan terus dilakukan SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya melalui kegiatan Gelar Karya P5, pada 28 Mei 2025.
Acara ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang bertujuan menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan siswa sejak dini.
P5 hadir sebagai bagian dari Kurikulum Merdek. Program ini memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi diri, membangun kesadaran sosial, serta mengasah kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan dan budaya sekitar. Salah satu bentuk konkret dari implementasi program ini adalah penyelenggaraan Gelar Karya, yang menjadi wadah bagi para siswa untuk menampilkan hasil proyek mereka dalam bentuk yang menarik, edukatif, dan sarat makna.
Mengusung tema Kearifan Lokal, kegiatan ini dilaksanakan di Aula SMATAG Surabaya. Setelah melalui berbagai persiapan dan koordinasi di kelas masing-masing, acara dibuka secara resmi dengan sambutan dari Kepala Sekolah Drs. M. Ecep Sudrajat, M.M dan Ketua Pelaksana, yang menandai dimulainya sebuah perayaan budaya dalam nuansa pendidikan.
Sejumlah kelas dari tingkat X dan XI berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Kelas X, misalnya, menampilkan drama rakyat yang diangkat dari berbagai cerita legendaris Indonesia seperti Roro Jonggrang, Raden Wijaya, kisah Asal-usul Surabaya, hingga Malin Kundang dan Calon Arang. Setiap penampilan disertai presentasi budaya, termasuk sejarah, tarian tradisional, hingga makanan khas dari daerah yang diangkat.
Sementara itu, kelas XI menampilkan hasil karya batik ecoprint, sebuah inovasi batik yang menggunakan pewarna alami dari dedaunan dan bunga. Hal ini tidak hanya memperkenalkan proses kreatif yang ramah lingkungan, tapi juga memperlihatkan kepedulian generasi muda terhadap pelestarian budaya dalam bentuk yang lebih modern.
Dalam wawancara dengan Ketua OSIS SMATAG Surabaya, Tegar Adiluhur, siswa kelas XI-1 menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya kegiatan ini.
“Acara Gelar Karya ini bukan hanya sekadar pertunjukan, tapi juga menjadi bentuk apresiasi bagi siswa yang telah menyelesaikan proyek P5 mereka. Lebih dari itu, ini adalah cara agar kita sebagai generasi muda mengenal kembali budaya kita yang begitu kaya,” ujarnya (28/5)
Tegar juga menambahkan bahwa banyak siswa yang sebelumnya kurang mengetahui budaya daerah kini mulai memahami, dan bahkan bangga dengan keragaman budaya yang dimiliki Indonesia.
“Lewat drama, presentasi budaya, sampai batik ecoprint, kami jadi tahu betapa kayanya warisan nenek moyang kita. Ini jadi pengingat penting, bahwa budaya kita harus dijaga, bukan ditinggalkan,” imbuhnya.
Acara ini ditutup dengan pengumuman karya terbaik dan ajakan untuk tetap menjaga kebersihan aula, sebagai bagian dari pembentukan karakter disiplin siswa. Suasana penuh antusiasme dan apresiasi mewarnai penutupan, menandai keberhasilan kegiatan dalam menghubungkan generasi muda dengan akar budayanya.
Gelar Karya P5 SMATAG Surabaya bukan sekadar agenda sekolah, tetapi wujud pendidikan yang menanamkan nilai, budaya, dan karakter di tengah arus globalisasi. Kegiatan ini menjadi pengingat agar generasi muda tak lepas dari jati diri bangsa. (Boby)