Setelah lulus SMA atau SMK, banyak siswa dihadapkan pada pilihan besar: langsung kuliah atau ambil gap year. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan yang perlu dipikirkan matang. Gap year bukan sekadar ‘liburan panjang’, tetapi kesempatan mengenal diri, mencoba hal baru, atau bekerja paruh waktu untuk menyiapkan mental dan finansial sebelum kuliah.
Bagi sebagian orang, gap year justru jadi momen penting untuk memperbaiki strategi, menambah skill, atau memantapkan pilihan jurusan. Ada juga yang memanfaatkan waktu ini untuk belajar lagi demi lolos tes masuk perguruan tinggi atau berburu beasiswa.
Namun, gap year tanpa rencana bisa jadi bumerang. Semangat belajar bisa menurun, jadi malas kembali ke ritme tugas, atau minder melihat teman seangkatan sudah hampir lulus. Di sisi lain, langsung kuliah sering dianggap pilihan aman karena rutinitas belajar tetap terjaga, relasi pertemanan cepat terbentuk, dan jalur karir bisa dimulai lebih cepat.
Setiap pilihan punya risikonya. Yang terpenting, sesuaikan dengan tujuan dan kondisi pribadi. Kalau merasa butuh jeda untuk mematangkan rencana hidup, gap year bisa jadi investasi berharga. Sebaliknya, jika sudah yakin dengan jurusan dan siap berjuang, tak perlu menunda.
Diskusikan rencana ini dengan keluarga atau orang terdekat. Susun langkah yang jelas dan jalani dengan tanggung jawab. Baik gap year maupun langsung kuliah, keduanya sama-sama bisa membuka jalan menuju masa depan yang lebih terarah.
Reporter