Etika Kerja Islami dan Budaya Organisasi, Kunci Tingkatkan Kinerja Dosen

  • 03 Juni 2025
  • 84

Perubahan budaya organisasi, pelatihan yang terstruktur, serta sistem imbalan yang adil menjadi tiga pilar penting dalam meningkatkan kinerja dosen di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, khususnya di Provinsi Aceh. Hal ini diperkuat oleh konsep Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Employee Engagement sebagai jalur mediasi, serta nilai-nilai Islamic Work Ethic (IWE) sebagai kekuatan moderasi dalam membentuk perilaku kerja positif.


Temuan ini dipaparkan dalam disertasi Zulpikar, MM, M.IP, MH., Ketua Komisi Informasi Provinsi Banten sekaligus dosen Universitas Muhammadiyah Banten, dalam rapat ujian terbuka promosi Doktor Ilmu Ekonomi (DIE) Untag Surabaya, Kamis, 22 Mei 2025.


Bertempat di Meeting Room Graha Wiyata Lt. 1 Untag Surabaya, ujian terbuka ini dipimpin langsung oleh Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA., yang juga bertindak sebagai ketua tim penguji. 


Dalam disertasinya, Zulpikar meneliti bagaimana perubahan budaya yang mengarah pada inklusivitas dan fleksibilitas dapat mendorong OCB dosen, yakni perilaku sukarela yang melampaui tugas formal mereka.


Namun, menariknya, employee engagement tidak selalu dipengaruhi oleh perubahan budaya semata. Menurut Zulpikar, faktor lain seperti dukungan manajerial dan kejelasan peran ternyata lebih berpengaruh dalam meningkatkan keterlibatan dosen secara emosional dan kognitif dalam pekerjaan mereka.


“Islamic Work Ethic memperkuat hubungan antara OCB dan kinerja dosen. Kejujuran, dedikasi, tanggung jawab, nilai-nilai ini tidak hanya memperbaiki kualitas pengajaran, tetapi juga pengabdian kepada masyarakat,” ujar Zulpikar dalam wawancara (22/5)


Ia juga berharap hasil penelitiannya dapat memperkaya khazanah ilmu manajemen SDM, khususnya dalam ranah perguruan tinggi Islam. 


“Secara teoritis, saya ingin ini menjadi sumbangan ilmu baru. Dan secara praktis, menjadi pencerahan bagi masyarakat bahwa etika kerja Islam bukan hanya moralitas, tapi strategi manajemen yang efektif,” lanjutnya.


Zulpikar juga menjelaskan memilih Untag Surabaya sebagai tempat menempuh pendidikan doktoralnya karena reputasinya sebagai perguruan tinggi swasta terbaik dalam bidang ekonomi. 


“Saya cari tahu, dan ternyata doktor Ilmu Ekonomi di Untag Surabaya itu terbaik dan unggul untuk PTS di Indonesia. Itu alasan penting bagi saya memilih gelar doktoral saya disini,” ungkapnya


Momen ujian terbuka ini juga menjadi sangat emosional bagi Zulpikar. Ia sempat mengalami kondisi kesehatan yang berat, pemasangan ring jantung di awal tahun, dan rencana operasi retina mata yang hampir bersamaan dengan jadwal ujian. Namun semangatnya untuk menyelesaikan studi tak tergoyahkan. 


“Saya bersyukur bisa berdiri di sini hari ini. Ini adalah karunia Allah,” tutupnya penuh syukur


Keberhasilan Zulpikar menegaskan peran Untag Surabaya sebagai rumah intelektual yang unggul, manusiawi, dan suportif. Dengan bimbingan dosen dan budaya kampus berbasis nilai, Untag Surabaya konsisten melahirkan pemikir progresif yang cerdas, beretika, dan peduli sosial. (Boby)



https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

\