Cegah Kanker Serviks dengan Pola Hidup Sehat

  • 06 Juli 2018
  • latifah
  • 5985

Kanker serviks atau disebut juga kanker leher rahim adalah kanker yang mucul pada leher rahim wanita. Semua wanita dari beberapa usia beresiko menderita kanker serviks. Kanker serviks biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya. Kanker ini terjadi karena adanya pertumbuhan sel-sel secara abnormal sehingga memiliki kemampuan untuk menyerang atau menyebar ke bagian lain tubuh.

Menurut Dra. Anik Cahyaning R., M.Pd Dosen Fakultas Sastra UNTAG Surabaya, rendahnya pengetahuan tentang gejala awal dari kanker serviks dapat menjadi resiko bagi sebagian banyak wanita.

‘’Pada awalnya, gejala tidak terlihat. Gejala yang ada mungkin termasuk pendarahan vagina abnormal, nyeri panggul, atau rasa sakit selama melakukan hubungan seksual. Pendarahan setelah melakukan hubungan seksual mungkin dapat mengindikasikan adanya kanker serviks,’’ kata Anik saat mengisi acara Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNTAG Surabaya di Balai Desa Katimoho, Kedamean, Gresik (13/5/2018).

Lebih lanjut, dia menjelaskan tanda-tanda gejala kanker serviks stadium lanjut, biasa meliputi kehilangan nafsu makan, berat badan menurun, kelelahan, nyeri pada panggul, nyeri punggung, nyeri pada kaki, kaki bengkak, dan pendarahan vagina berat. Pendarahan setelah pemeriksaan pelvis adalah gejala umum kanker serviks.

‘’Ada beberapa penyebab timbulnya penyakit kanker serviks, di antaranya, Human Papilloma Virus (HPV), merokok, kontrasepsi oral dan kehamilan beberapa kali. Sementara wanita yang telah melakukan hubungan seksual dengan banyak pria memiliki resiko lebih besar terserang,’’ jelasnya.

Selain itu, kata Anik, wanita terinfeksi HPV yang telah hamil sebanyak tujuh kali atau lebih memiliki sekitar empat kali risiko terkena kanker dibandingkan wanita yang tidak pernah hamil, dan dua sampai tiga kali risiko terkena kanker pada wanita yang hamil sekali atau dua kali.

‘’Ada beberapa cara pencegahan kanker serviks, bisa dengan skrining (deteksi dini dari suatu penyakit), kontrasepsi (pelindung saat berhubungan seksual), vaksinasi dan vitamin ; vitamin A, vitamin B12, vitamin C, vitamin E, dan beta karoten dapat menurunkan resiko kanker serviks,’’ ungkapnya.

Sementara itu, menurut dia, ketika penyakit tersebut terlanjur tumbuh, bisa ditangani dengan Radioterapi atau Kemoterapi yang digunakan untuk memperlambat penyebaran dan mengurangi gejala yang muncul yaitu dengan memakai obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker.

‘’Kami sangat berharap bahwa masyarakat Katimoho khususnya ibu-ibu dan remaja putri lebih sadar akan pola hidup sehat dan mengenal bahaya kanker serviks sehingga dapat dicegah atau diobati lebih awal,’’ pungkasnya.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

N. S. Latifah

Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme

\